Menyeka Rindu

 
Love,

I know that someday real soon
you'll be right next to me
Holding me so tight
so I will always be yours
Although we can't be together now
Remember I am here for you.

-Lee So Jung-


Sendiri menatap langit dan menghitung bintang. Seperti candu dan perdu di hidupku.
Yang tak pernah bisa lepas diretas. Sendiri yang tak terhindari.

Disini, terikat erat di rumput liat. Melawan buasnya dingin dan angin. Tetap kutatap langit kuhitung bintang. Nyata. Redup tapi tak pernah hilang.

...lalu kamu datang membawa terang. Senyummu mendepak bintang, suaramu menginjak rumput liar. Cahaya matamu mematri jiwa. Dan... sepecah matahari kau titipkan di tanganku. Sepecah yang sangat indah.

"Ini, untuk menerangi jalanmu."

Akupun terbius utuh, terbawa ke langit ketujuh. Jauh diatas bintang aku meradang terbang. Dan tak pernah ingin pulang. Tak kupedulikan lagi sendu, bahkan malam, kuacuhkan. Yang ada hanya terang matahari di tangan, dan wajah manismu yang tak bisa hilang.

Aku tahu. Ada kehidupan lebih baik untukku. Dan kehidupan itu adalah bersamamu, denganmu, untuk seumur hidupku.

Hingga suatu saat...

Aku datang, dan meminta langit padamu. Untuk menempatkan sepecah matahari yang kau berikan.

"Andai saja keadaannya tidak sesulit ini..."

"Kenapa? karena langitmu telah memiliki sembilan matahari?" Aku melihat putus asa pada sepecah matahariku. Kecil, mungil, dan hanya sepecah. Bukan seutuh.

Kamupun terjaga, merasa ini tidak nyata. Kamupun ragu, takut pada sesuatu yang tak aku tahu.

"Biarkan ini mengalir..."

Lalu kita mulai diam. diam. dan diam...

Aku kembali mengingat saat pecahan matahari kau berikan padaku

"Ini untuk menerangi jalanmu."

Aku berharap kau mengatakan, "Ini, untuk menerangi jalan kita."

Harapan yang terikat benang. Tinggal terpanggang di ujung pedang.

Wahai matahari di tangan, harus kuapakan dirimu sekarang?

Mendung surga yang kau hamparkan, bukan paparan hatimu yang sesungguhnya. Kedatanganmu hanya untuk pergi selepas malam. Meninggalkan bulir-bulir kerinduan yang tak kunjung padam.

Dan akupun kembali menatap langit menghitung bintang.

Tapi... kenapa tak senikmat biasanya. Dan dengan apa aku harus menyeka kerinduan ini?


---------------------
Ini sebenernya catatan lama saya yang saya publikasi di Facebook. Berhubung hari ini lagi males posting, jadilah saya mindah2in aja catatan lama ke blog ini. hihihi.. semoga menginspirasi ya kawan.

fb : https://www.facebook.com/4gatha